Cara Membuat Backup Konfigurasi di Mikrotik

Backup konfiguruasi Mikrotik sangat diperlukan untuk kepentingan pemulihan ketika terjadi kerusakan perangkat (Disaster Recovery Planning), di antaranya dengan cara merestore konfigurasi yang sedang terimplementasi ke perangkat Mikrotik yang baru.

Untuk dapat merestore konfigurasi Mikrotik tentunya kita harus mempunyai file backup konfigurasinya terlebih dahulu, yakni dibuat ketika perangkat masih berfungsi. File backup konfigurasi inilah yang akan digunakan pada proses restore ke perangkat Mikrotik yang baru.

Untuk membuat backup konfigurasi di Mikrotik ada 2 cara:

A. Mekanisme Backup/Restore

Mekanisme cocok digunakan jika perangkat yang baru (yang akan digunakan untuk restore) masih dalam seri yang sama dengan perangkat yang lama.

Caranya melalui menu “Files”, kemudian pilih tombol “Backup” seperti gambar berikut ini

Diantara karakteristik backup dengan metode ini:

  • Hasil backupnya berupa file berekstensi “.backup” dimana akan ada time stamp-nya pada nama filenya, seperti contoh di atas “Router-Kantor-20210403-0858.backup”, yang artinya dibuat pada tanggal 03-04-2021.
  • Kita tidak dapat melihat secara kasat mata maksud dari isi file backupan tersebut, yakni file tersebut hanya untuk konsumsi perangkat Mikrotik.
  • File backup ini masih berada di storage perangkat Mikrotik, untuk memindahkan file tersebut ke komputer lokal cukup dengan “drag and drop” di Windows Explorer.
  • Untuk proses restore file hasil backup ke perangkat Mikrotik dengan cara diupload ke perangkat Mikrotik yang baru terlebih dahulu (jika akan merestore ke perangkat yang baru), kemudian proses restore dengan melalui menu “Restore” disebelah kanan menu “Backup”

B. Mekaniems Export/Import

Cara ini akan menghasilkan file backup yang lebih umum dimana proses export akan menghasilkan semacam script konfigurasi ke perangkat Mikrotik, sehingga tidak spesifik kompatibel hanya pada seri routerboard tertentu

Caranya melalui “New Terminal” dengan perintahexport compact file=”Nama_File_Hasil_Backup”

contohnyaexport compact file=”Backup CCR 2021″

Diantara karakteristik backup dengan metode ini:

  • Hasil backup dengan metode export ini akan berupa file berekstensi “.rsc”. Nama file hasil proses eksport sesuai dengan yang kita tentukan saat proses eksport, seperti dalam contoh di atas dengan perintah “

export compact file=”Backup CCR 2021″

Maka nama file hasil ekspor adalah “Backup CCR 2021.rsc” seperti dalam gambar berikut ini

  • Kita dapat melihat isi file hasil backup dengan metode eksport ini dengan text editor, dan mencerna isi konfigurasinya. Berikut ini contoh hasil proses backup dengan mekanisme export

/ip pool
add name=dhcp_pool0 ranges=10.1.12.0-10.1.12.250
add name=dhcp_pool1 ranges=192.168.20.2-192.168.20.254
add name=dhcp_pool2 ranges=192.168.3.2-192.168.3.254
add name=dhcp_pool3 ranges=192.168.2.105-192.168.2.254
add name=dhcp_pool4 ranges=192.168.1.105-192.168.1.254
add name=dhcp_pool5 ranges=10.1.12.0-10.1.12.250
add name=dhcp_pool6 ranges=192.168.0.2-192.168.0.254

Tentu Anda dapat mencerna script sintaks tersebut karena berisi parameter-paramet konfigurasi jaringan di perangkat Mikrotik yang kita backup

  • File proses export ini masih berada di storage perangkat Mikrotik, untuk memindahkan file tersebut ke komputer lokal cukup dengan “drag and drop” di Windows Explorer. File hasil backup dan export ketika berada di komputer lokal akan seperti berikut ini
  • Untuk proses restore file hasil export ke perangkat Mikrotik yang baru dengan cara mengupload file tersebut ke perangkat Mikrotik yang baru terlebih dahulu (jika akan merestore ke perangkat yang baru), kemudian proses restore dengan melalui terminal menggunakan perintah

import file-name=”NamaFileHasilExport.rsc”;

Dengan cara ini, baik dengan mekanisme backup/restore ataupun export/import maka restore konfigurasi perangkat Mikrotik yang baru akan dapat dilakukan dengan cara yang lebih cepat

Leave a Comment